header photo

Matinya Jakarta [Ampera 29/9/2010]

jikalau keadilan menari berkelok-kelok di hijaunya meja sidang,
tak pernah lurus, sesederhana kitab hukum
maka marilah kita menari berkelok-kelok di jalanan
bersama peluru nyasar sembarang nyasar
bersama karat cerulit bekas darah entah tahun kapan
bersama kutukan para petinggi abdi negara, tak berfaedah
bersama mencari persembunyian laci baju pak penegak hukum


karena tidak pernah keadilan yang buat kota ini menari

jikalau kota tempat hidup kita tak menjanjikan hidup
tak semurah pajak menggelap dikantung celana terpidana
maka marilah masing-masing berjanji sehidup semati
sendirian mencuri nafas sembunyi-sembunyi
sendirian mencari kesempatan jual harga diri
sendirian melawan kebenaran sejati yang kita tahu sendiri
sendirian siapkan diri untuk kehidupan reinkarnasi


karena tidak pernah ada janji yang buat kota ini hidup kembali

sumber gambar: Tribunnews.com

Bookmark and Share

Aku dan kamu seumpama elang

Jika aku seumpama badan elang,
tentulah kamu sayap elang,
membuatku membumbung melayang terbang,
mengepak membelah langit,

jika aku seumpama badan elang,
tentulah kamu paruh elang,
tempat masuknya makanan,
perpanjang ketahanan hidup.

Jika aku seumpama badan elang,
tentulah kamu kaki elang,
mencengkram batang pohong beristirahat,
memburu mangsa dari angkasa

jika aku seumpama badan elang,
tentulah kamu mata elang,
melirik jauh ke depan,
mengawasi dengan tajam.

Aku dan kamu seumpama elang.


kini setiap puisi cintaku temukan rumahnya
23 September 2010



Bookmark and Share

BERGERAK

tak selamanya malam,
lalu datang pagi,

tak selamanya pagi,
lalu datang siang,

tak selamanya siang,
lalu datang senja,

tak selamanya senja,
lalu datang malam.

Penguasa hari pun berganti,
yang ada, pun jadi tak ada,
yang tak ada, bersiap akan ada.

Dan apa yang skarang dijalani bukanlah akhir,
dan apa yang diharapkan pun jua apabila terjadi, akan berganti

dan yang tertinggal hanya "perubahan"

perubahan adalah jejak kehidupan.

Teruslah berubah ke arah yang baik.



28 September 2010


Bookmark and Share

Selamat hari Minggu makhluk berkaki

Itulah mengapa uang tak berkaki, tak berlari.
Agar kau tak mengejar uang yang tak berlari.

Sela

Supaya kau tahu,keluarga,sanak,kerabat dan temanmu ternyata berkaki.
Karenanya mereka bisa pergi meninggalkanmu.

Sela

Itu pintu rumah ibadah kenapa ada?
Agar dengan kedua kakimu kau langkah melaluinya.

Selamat hari minggu duhai makhluk berkaki.

adalah Sabat bagi Tuhan Allahmu

19 September 2010

Bookmark and Share

mantra outsourcing

(baca dengan cepat. Baca tiap bait dalam satu tarikan nafas)


habis pakai, buang
habis pakai, buang
habis pakai, buang

mumpung kenyang
sekalian ditendang
lalu melayang
menimpa ilalang
sayang

yang...disayang...sayang
yang...disayang...yayang
yang...disayang...malang

bukan main itu kepalang
kepalang curang, tak kurang
dasar kau biang,
mati tinggal di ambang


18 September 2010


Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [17]

17

Selamat senja Ve...

Maling bersiap waktu senja
jua nanti, malam maling beraksi
jika beruntung, hasil curi dibagi
dan dengan tenang terlelap atas nama pagi

senja ini, aku bersiap...
Ve,... kalau saja kutahu di mana kamu
sudah kucuri hatimu, malam aku beraksi
jika beruntung, hasil curi kusimpan tak kubagi
dan dengan tenang terlelap atas nama hati

Selamat Senja Ve.

Senja 16 September 2010



Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [16]

16

Selamat senja Ve...

ke mana akhir angin manja bertiup kala senja?
ke arah laut, memang aku tahu
tapi sampaikah angin manja di ujung laut?
kecurigaanku muncul,
bagaimana jika angin manja tak berhenti kala melampaui ujung laut?
lewati batas, dan masih saja bertiup
angin manja di mana perhentianmu?

Ve...,
lewati batas, dan masih saja kumenanti
penantian di mana perhentianmu?

Selamat senja Ve.

Senja 15 September 2010


Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [15]

15

Selamat senja Ve...

ada kabar darimu
kuterima pada angin manja
di garis pantai dudukanku
dalam serat-serat hujan senja

aku pun terdiam sendiri
angin manja mengaduk-aduk bulu kuduk
ombak pantai mencapai garis pantai
hujan dalam bajuku hinggap membusuk

Selamat Senja Ve.

Senja 14 September 2010


Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [14]

14

Selamat senja VE...

Sungguh ku tak tahu,
apakah senja bentuk dari kegelapan yang menyerang terang,
ataukah senja bentuk bertahannya terang dari kegelapan,

sungguh ku tak tahu,
apakah penantian bentuk dari kenangan yang menyerang harapan,
ataukah penantian bentuk bertahannya harapan dari kenangan,

kenyataannya senja yang tak terpahami
Ve... itulah penantianku kini padamu

Selamat senja VE.

Senja 13 September 2010


Sumber gambar: papipupepo.info

Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [13]

13

Selamat senja Ve...

Siang menyangkal, senja,
senja bersiap menyangkal, malam,
tak ada yang sanggup bertahan,
semua menyangkal,
semua berganti,

pun isi hatiku siap menyangkal,
pun aku tak kuasa bertahan,
pun isi hati tak bertahan selamanya,

dalam balutan waktu, penantian,

Ve..., cepatlah pulang

Selamat senja Ve.


Senja 12 September 2010


sumber gambar: travelblog.org

Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [12]

 12

Selamat senja Ve...

Musim sedang berpenghujan,
bait-bait awan termutilasi cipta hujan,
dan senja semakin cepat tiba,
dan semakin cepat berganti,

musimku sedang bermusimmu,
bait-bait rindu termutilasi cipta kenangan,
dan senja semakin cepat tiba,
dan semakin cepat berganti

Ve... semakin lama waktu rekam penantian ini

Selamat senja Ve.

Senja 11 September 2010




Sumber gambar : stardel.com

Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [11]

11

Selamat senja Ve...

kuselipkan panggilanku padamu di angin senja

apa kau dengar aku memanggilmu?
ataukah di sana kau mencari panggilanku ini?

tak usah kau mencari,
panggilan ada untuk didengarkan,
tak usah kau mencari panggilan
cukup dengarkan
agar tak letih kau mencari
atau salah temuan sewaktu mencari

hanya saja, kenali suaraku

Selamat senja Ve.

Senja 10 September 2010


Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [10]

10

kucoba bingkai kata-kata tentang senja:

kuning sisa hangat mentari
memerah dalam peralihan redup
dan hitam yang membiaskan kesemuanya

tapi tak cukup banyak kata terbingkai tentang isi hati ini

karena hanya satu kata

Ve...

Selamat senja Ve.


Senja 9 September 2010




Selamat Senja Ve [9]


9

Selamat senja Ve...

Andai ada satu keinginan di senja ini
dengarlah bisik ku ini:

"Cepatlah berlari temui aku di pantai,
dan hentikan derap kakimu di garis pantai,

pandanglah pada garis horizon ujung laut,
kan kau jumpai kemilau senja warnai mentari terbenam

ada pada kejauhan,
walau hendak kita jumpai tapi tak dapat,
maka nikmatilah pandangan dari kejauhan,
di sana dapat kau temui keindahan. Ve..."

Selamat senja Ve.

Senja 8 September 2010



Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [8]


8

Selamat senja Ve...

satu puisi kularutkan pada surut ombak,
satu puisi kularikan pada angin darat,
satu puisi kubiaskan pada warna langit,
satu puisi kusematkan pada awan menggelap,
satu puisi kubebankan pada mentari terbenam,

adakah salah satunya atasi jarak kita?

Kuharap satu kau terima juga

Selamat senja Ve.

Senja 7 September 2010

Bookmark and Share

Wanita pilihan malam

"Pandang mata kosong,
saat celengan cinta bolong"
ujarnya di suatu lorong

dia jalang malam,
negosiasi harga karam,
cipta birahi curam

dalam doa sepekan,
beriring di jalan,
tolong jadikan dia pilihan

Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [7]

7

Selamat senja Ve...

seorang wanita yang kujumpa di mall tadi,
sekilas bagian belakang darinya serupa denganmu
tapi bukan kamu

Ve..., serupa tapi bukan
adakah yang lebih menyiksa dari itu?

bersama aku yang tak indahkan keserupaan
ku ingin jumpa kamu Ve, yang benar-benar kamu
bisakah di senja lain hari?

Selamat senja Ve.



Senja 6 September 2010



Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [6]

6

Selamat senja Ve...

"Apa di balik redup senja?" tanyamu kala itu,
ku terdiam...,

Ve..., ku masih saja teringat
dalam ketusmu sendiri kau jawab,
"bulan dan kawanan bintangnya"
dari garis pantai itu, kita terdiam lama
sampai ketusmu jadi nyata

dan kini, aku masih saja terdiam menunggu,
menanti penantian terjawab kemudian nanti

Selamat senja Ve.



Senja 5 September 2010

Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [5]


5

Senja di atas memerah sendu sari
selepas hangat mentari
jelang bulan terbit nanti

masa menanti sendu ragu
selepas kenangan dahulu
jelang nanti akankah bertemu?

selamat senja Ve.


Senja 4 September 2010


sumber gambar:
http://petak-tujuh.blogspot.com


Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [4]

 4

Selamat senja Ve...

Sama seperti kematian,
perpisahan tak mungkin dielakan,
bisa jadi keduanya datang bersamaan,

tapi bagaimana dengan perjumpaan?

Kutakut ketiganya datang dalam satu iringan

kuharap nanti bagi kita,
ada sekat di ketiganya

Selamat senja Ve.


Senja 3 September 2010




sumber gambar klik di sini

Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [3]

3

Selamat senja Ve...

Jauh sebelum senja hari ini,
adalah senja terakhir kita jumpa,
pada garis pantai kita berdua,
telah kita tau isi hati di antara,
tak lagi kata menyapa,
hanya pandangi redup senja,
harum mu terarak angin manja,
dan kita terpisah jarak di kemudian senja.

Ve..., senja hari ini,
terbesit harum mu pada ombak berlari,
kerinduan dalam rupa asali

Selamat senja Ve.

Senja 2 September 2010

Sumber gambar klik di sini

Bookmark and Share

Tuhan yang tidak menerobos pintu

Sedari tadi aku sudah mendengar suara ketukan itu pintu, namun kaki ini terasa berat. Aku tahu Siapa yang mengetuk itu pintu. Bau harum semerbak sudah tercium sampai ke dalam. Dan bukankah Dia sudah buat janji untuk datang ke rumahku ini hari? Dan seperti waktu yang sudah direncanakan, Dia datang tepat waktu. Ya... siapa lagi, kalau bukan TUHAN yang berada di balik itu pintu dan mengetuknya sedari tadi. 

Walau berat, mungkin karena malas, aku paksa juga ini kaki melangkah mendekati itu pintu. Kubuka dan segera kudapati TUHAN ada di sana. "Tuhan seandainya Engkau mau, tentulah Kau bisa menerobos ini pintu.Untuk apa kau mengetuk begitu lama agar aku membuka ini pintu?" 

Sehari kemudian, di jam yang sama, itu pintu kembali diketuk. Kali ini aku tidak tahu siapa yang datang. Tidak ada bau harum  semerbak yang tercium sampai ke dalam seperti kala TUHAN berkunjung kemarin. Lagi pula Dia tidak buat janji untuk datang di dari ini. Langkah kakiku ringan mendekati itu pintu, dan kubuka. Kakek tua ternyata datang, terlihat malang, compang bajunya, dan terlebih dari itu semua, bau tak sedap keluar dari dirinya. Itu pintu kupersempit, karena sebelumnya kubuka dengan begitu lebar. Jemariku kubuka semua dan kuarahkan sejajar dengan kepala kakek tua itu, sebagai tanda penolakanku. "Maaf kek, di sini tidak memberi sumbangan. Lebih baik kakek pergi saja dari sini, karena tak akan kakek dapatkan apa yang umumnya orang-orang miskin minta dariku. Dan satu lagi..., tanpa mengurangi rasa hormatku pada yang lebih tua, lebih baik kakek tidak datang ke sini lagi. Sekalipun kakek punya kekuatan ajaib, dapat menerobos ini pintu, yakinlah dengan segera kakek akan kuletakkan keluar lagi dari rumah ini secepat kakek dapat menerobosnya."

Seminggu kemudian, bau harum TUHAN kembali tercium bahkan sebelum itu pintu diketuk. Memang sehari sebelumnya TUHAN telah buat janji untuk datang kembali ke rumahku. Kupikir kali ini TUHAN mengindahkan permintaanku untuk tidak mengetuk pintu dan langsung menerobos masuk ke dalam rumah. Tapi dugaan ku meleset, TUHAN kembali mengetuk itu pintu. Langkah kaki terasa jadi berat, dengan paksa kumendekati juga itu pintu. "Ah TUHAN..., mengapa kau menyusahkan diri-Mu sendiri? Teroboslah itu pintu. Mengapa Engkau mengetuk?" kataku sebelum hendak membuka itu pintu. Tangan ku sudah menggenggam daun pintu, lalu kuputar, dan dalam satu tarikan seharusnya itu pintu dapat terbuka. Tapi ternyata pintu tak dapat terbuka. Daun pintu kuputar, dan itu berhasil. Tapi saat kutarik, bahkan dengan segenap tenaga dan dengan menggunakan kedua tanganku sekalipun itu pintu tak dapat terbuka. Lama waktu kuhabiskan untuk mencoba membuka itu pintu, dan lama akhirnya berakhir juga.... saat bau harum TUHAN menghilang dari penciuman ku. Lenganku lemas, aku terdiam mematung. Pradugaku tentang TUHAN yang pergi dari rumahku ternyata benar adanya, saat dengan mudahnya itu pintu terbuka, dan itu terjadi saat bau harum TUHAN menghilang dari penciumanku.


Jikalau pintu tertutup kau minta untuk diterobos, lalu mengapa pintu terbuka kau minta untuk tidak diterobos?

Bookmark and Share

Makna batu yang keras, dan gunung batu Tuhan buat



Tuhan... batu Kau buat keras, mengapa?
lalu Kau susun begitu banyak batu, jadilah gunung
menonjol dari permukaan bumi, teramat tinggi, mendekati singgasana-Mu


seorang manusia bertekad mendakinya,
satu persatu langkahnya pasti,
batu demi batu dipijakinya.


di atas gunung batu dia berdiri,
puncak tertinggi digapainya,
hanya sejenak diseka peluhnya,
sejenak juga dia tengok ke bawah,
kemudian lama dia mengadah ke langit.


dari gunung yang didakinya,
demi peluh yang telah dikeluarkannya,
demi kolong langit di bawahnya,
demikian dia mulai meminta:

"Telah kutaklukkan gunung yang Engkau buat,
demikian dari tiap batu yang Engkau susun, menjadi gunung, telah kutapaki
hingga dari puncak ini aku dekati,
singgasana-Mu semakin dekat terasa"

"Kini aku dalam dimensi antara,
di atasku, singgasana-Mu mendekat
di kolongku, penghuni bumi berada
dan dari kesemua penghuni bumi, aku dipuncak kesemuanya
dari atas gunung, dari batu yang disusun tangan-Mu sendiri"

"Atas semua jejak kakiku berada di sini,
atas semua batu yang kutapaki,
atas puncak tertinggi tempat ku berdiri,
kini aku telah berarti"

"Dari puncak tertinggi, kuterawang kesemua penghuni bumi,
ada kemiskinan di sana-sini,
ada ketidakadilan menghakimi,
dan aku di atas puncak tertinggi,
sungguh tak ingin kusentuh kesemua tadi"

"Kini aku telah berarti,
karena pencapaian puncak tertinggi,
ku kolongi kemiskinan dan ketidakadilan
kupandangi dari kejauhan, dan ku telah berarti
dari puncak tertinggi, terimalah aku menjadi murid-Mu abadi"

Tuhan sentilkan jari-Nya, terbitlah hujan,
air jatuh tak kenal tempat, juga kepada gunung batu,
batu Dia buat keras, agar air hujan tiada dapat meresap
bersama air mengalir dari permukaan batu, siap gelincirkan yang memijakinya
demikianlah nasib seorang manusia,
meski di puncak tertinggi, dapat dia tergelincir,
karena batu Dia buat keras.


seorang manusia terjatuh,
satu persatu batu dihujami badannya sendiri,
dan berlalulah seorang manusia dari gunung batu, yang tersusun dari begitu banyak batu,
kembali ke kolong langit, bersama penghuni bumi lainnya


dari dekat seorang manusia dapat melihat kemiskinan di sana-sini,
dari dekat seorang manusia dapat melihat ketidakadilan menghakimi,
seorang manusia, dari puncak tertinggi kini sejajar dengan permukaan bumi


saat seorang manusia menemukan kesejajaran dengan permukaan bumi
seorang manusia tertunduk malu

"Telah kurasakan puncak tertinggi,
telah kuterawang kondisi penghuni bumi dari gunung buatan tangan-Mu,
aku rasakan kehadiran-Mu kini,
saat Engkau turunkan aku, jumpai penghuni bumi
membantu penghuni bumi di sana-sini dalam kemiskinan,
menghakimi dengan keadilan,
agar kini dengan rela kujadi murid-Mu abadi"

Tuhan..., batu Kau buat keras,
lalu Kau susun begitu banyak batu, jadilah gunung
menonjol dari permukaan bumi, teramat tinggi, mendekati singgasana-Mu
agar seorang manusia dapat melihat, apa yang Engkau inginkan bagi murid-Mu perbuat

Bookmark and Share

jika nanti ada nisan

jika nanti ada nisan tempat pekuburanku
cukuplah nama panggilanku, tak perlu lengkap nama terukir di nisan
karena ku hidup dengan nama itu sejak semulanya

dan dengan nama itu juga, aku terkenang oleh yang hidup
dengan nama itu, orang mengenal isi otakku
karena sungguh banyak orang bergelar di namanya...
tapi otaknya sungguh buallan semata

dan dengan nama itu juga, aku terkenang oleh yang hidup
dengan nama itu, aku sebut namaku sendiri dalam doa
karena sungguh dengan nama itu, aku bertahan jadi peruntungan karena anugrah semata
dan lain dari pada itu, adakah ku anggap aku mampu sendiri tanpa doa ?

dan dengan nama itu juga, aku terkenang oleh yang hidup
dengan nama itu, kepala batu... terlalu fanatik idealisme, yang hidup menyebutku
karena aku bertahan, untuk sesuatu hal yang benar, mengapa kuharus kompromi?
jadi maaflah, nama depanku membuatmu geleng-geleng kepala

tapi... toh yang mati nanti juga mati
hilang yang sudah hilang
lenyap bisa dalam sekejap

karna itu jangan panjang nama di nisan ku
agar mudah yang hidup mengingatku kelak



D030810VC

Bookmark and Share

Selamat Senja Ve [2]

2

Agustus telah berlalu Ve,
dan inilah senja pertama di bulan ini,

kamu masih di sana?
bersama langit senja atapmu?

jangan berlalu dari senja Ve...
sama sepertiku tetap beratap senja,

kuharap senja ini
kuharap senja mu
dan senja nanti, saat kita dalam satu senja beratap

selamat senja Ve.

Senja 1 September 2010


Indeks:

Bookmark and Share
Search Engine Optimization