aku sujud pada dunia kematian
memohon diizinkan masuk
karena tak bersisa lagi nyawa dalam diri
ada api yang membakar
luar biasa menyengat
hingga kebas terasa jantung
aku menyeka matahari
teriring lembab kemarau
rindu akan tetesan air mata
berdiri pilar gerbang kehidupan
menunggu kelahiran yang kesekian
cepat, datanglah cepat, banjir air mata telah sampai
bawah sadar
layang-melayang penglihatan
sekejap tertutup wawasan kenyataan
dunia angan-angan,
semua jadi nyata
bagai kerbau dan TUHAN
jikalau Engkau TUHAN, tentulah aku kerbau
kerbau yang berbadan tambun, berbeban berat badan sendiri
yang terlalu berat hingga sulit bergerak,
dalam tiap gerak, tanah yang dipijak terdesak membekas lubang,
tentulah aku kerbau yang malas bergerak
jikalau aku kerbau, beginilah TUHAN di mata kerbau
TUHAN yang meringkus kerbau, kerbau meronta
hidung kerbau dilumpuhkan, walau menjerit walau berontak
mencucukkan hidung kerbau, lalu hidung kerbau diikat erat simpul mati kekal
TUHAN yang mengendalikan hidung kerbau, dan dipaksaNYA tarik... ditarik
tiap gerak walau susah, dipaksa gerak maju ditarik... ditarik.. maju
dari hidung kerbau yang dicucukkan, ditarikNya digerakkannya langkah kerbau
tentulah DIA TUHAN yang menggerakkan kerbau
tentulah DIA TUHAN, tentulah bagai kerbau aku
kerbau yang berbadan tambun, berbeban berat badan sendiri
yang terlalu berat hingga sulit bergerak,
dalam tiap gerak, tanah yang dipijak terdesak membekas lubang,
tentulah aku kerbau yang malas bergerak
jikalau aku kerbau, beginilah TUHAN di mata kerbau
TUHAN yang meringkus kerbau, kerbau meronta
hidung kerbau dilumpuhkan, walau menjerit walau berontak
mencucukkan hidung kerbau, lalu hidung kerbau diikat erat simpul mati kekal
TUHAN yang mengendalikan hidung kerbau, dan dipaksaNYA tarik... ditarik
tiap gerak walau susah, dipaksa gerak maju ditarik... ditarik.. maju
dari hidung kerbau yang dicucukkan, ditarikNya digerakkannya langkah kerbau
tentulah DIA TUHAN yang menggerakkan kerbau
tentulah DIA TUHAN, tentulah bagai kerbau aku
Langganan:
Postingan (Atom)