header photo

Allahku...Allahku





Allahku...Allahku...
jika mulut menari, tarian nan anggun menguraikan tentang-Mu


Allahku...Allahku...
baiklah tangan mengecap, merasa betapa besar karya dalam penantian waktu Kau izinkan


Allahku...Allahku...
hidup begitu tidak bernyawa, saat lepas jiwaku menghirau denting peringatanMu


Allahku...Allahku...
tidak lebih dari yang berkekurangan, kelebihan waktu percuma begitu saja tanpa tentang-tentang-Mu


Allahku...Allahku...
padamkan segala redup keluh-keluh, agar membara kembali semangat asali mengenal-Mu


Allahku...Allahku...
perhitungkanlah kembali diriku, teringat besarnya tak berkebatasan kasih-Mu


Allahku...Allahku...





secercah redup bintang


bintang telah menghilang, bersama kedipannya yang menarik

...meredup?
"mungkin" jawabku,

...terhalang?
"bisa jadi" ketusku

di mana kau, bintangku?

bintang berpindah, bintang lari menghindar
bumi berputar, porosku pun beranjak
bintang lenyap dari letaknya
terhenyak ku di lekat malam

sesaat ku memohon, terselip buah rindu yang sejadi-jadinya

angin hitam berdatangan padaku
mempermainkan helai-helai dari rambut hitam
berbisik dalam bahasa yang tak kumengerti
siasat alam ini meluluhlantakkan semua pengertian

bila cahaya adalah sebuah harapan
masakan tak kutemukan cahaya bintangku di langit lapang sana?
bila rindu tercampur kekalutan
salahkah bila ku menghujat keberpihakan sunyi yang padaku ini?

Search Engine Optimization