header photo

Tunggulah sampai di akhirat kita bercerita kembali

 Kawan ku datang dengan memikul sekarung cerita. Dia mengeluarkan bongkahan isi karung tersebut, satu persatu. Sungguh mencengangkan apa yang keluar dari karung yang dipunya oleh kawan ku tersebut.

Seorang kawan, yang pada masa remaja kami berdua sering menceritakan tentang hal-hal yang jauh di depan, tentang masa depan. Tentang apa yang akan kami, secara pribadi, akan kami raih..., apa yang hendak kami hindari... dan tentang kekekalan apa yang nantinya kelak melekat pada sejarah hidup kami.

Memang masa remaja kami telah jauh tertinggal di belakang. Tapi tiap-tiap kami tetap memegang benang merah yang mengikat kami tetap terhubung kepada masa kini dan yang nantinya, masa depan. Dan dari benang itu jugalah yang mempertemukan kami kembali.

Dari kesekian kalinya, secara perlahan dikeluarkannya isi kantung yang dia pikul tadi.. Hal pertama yang dia keluarkan adalah bongkahan kesuksesannya di dunia pekerjaannya.. Sekelumit cerita sebagai penghantar bagaimana dia mendapatkan bongkahan kesuksesannya di dunia kerja. Tentang bagaimana sekarang penghasilan yang dia terima (dan ini membuatku menelan ludah ku sendiri sekejap dalam rongga mulut yang tersembunyi). Tentang bagaimana di tempat kerjanya, suara yang dari mulutnya bagai suatu firman yang harus dijalankan oleh rekan-rekan kerjanya. "Ah,.. Benar-benar bongkahan yang ajaib" pikirku dalam hati.

Search Engine Optimization