lihat yang sebelah sini berkata
sebelah sana pun mulai berkomentar
ujung sana juga tak mau ketinggalan
semua memprotes natalku yang semarak
dalam natalku ada anak yang tertawa
dalam natalku sederhana, yaitu kebahagiaan
tak bisakah kami bersenang
atau memang kami harus menjadi yang malang?
kalian bilang kami tidak bernatal?
kami bilang ini pohon natal
kami bilang ini anak yang tertawa
haruskah kami diamkan tawanya?
mungkin terlalu kita memandang ke barat
atau terlalu egoisnya timur-ketimuran kita?
mungkinkah ini hanya gejala kultur yg berbeda belaka?
jadi mungkinkah ini keberatan natal bagi kami?
aku tahu ini bukan ceremoni
tapi yang aku tahu ini tentang kebahagian
aku tahu ini bukan tentang hadiah
tapi aku tahu ini tentang anugrah
jadi biarlah kami bernatal
kami sedang berbahagia
jadi biarlah kami memberi hadiah
anugrah yang mungkin belum bisa dimengerti anak kami yang sedang tertawa
jadi kalau ada yang pantas disalahkan,
adalah kami yang sedang tertawa
jadi kamilah yang sedang bahagia
adalah kami yang pantas disalahkan
karena kami tertawa,
dan kami sedang bahagia
bukan karena kami ikut-ikutan
seperti mereka yang tak suka kami bernatalaku memilih natal yang penuh tawa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar