walau mata terbuka, namun tak melihat
ketika kegelapan hadir
ketika iman mulai bergoncang
ketika iman mulai berbicara, yang terlihaT bukan yang sebenarnya
dan itu ketika....
mata terbuka, namun tak melihat
walau berkaki, namun tertuntun
ketika tak bisa melihat arah
ketika tujuan tidak lagi kelihatan
ketika pemimpin yang didepan, dituntun oleh yang dipimpin
dan itu ketika....
berkaki, namun tertuntun
walau mulut dapat terbuka, namun tak makan dan minum
ketika segala pertanyaan dalam diri membuat ragu
ketika pemikiran tak lagi meraja dalam keangkuhan diri
ketika cita rasa kebimbangan menyisakan banyak pertanyaan yang tak terjawab
dan itu ketika....
mulut dapat terbuka, namun tak makan dan minum
Jawab Saulus "Siapakah Engkau TUHAN?"
Kata-NYA: "Akulah Yesus yang engkau aniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah
ke dalam kota, disana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kau perbuat."
sebuah akhir dari perjalanan dalam kobaran semangat menumpahkan darah
dalam cahaya memancar dari langit yang mengelilingi diri
merebahkan diri tanda kebertundukan pada YANG TERANIAYA
sebuah awal dari perjalanan beralaskan panggilan dari surga
ketika mata tak melihat, mulailah berdoa
ketika tujuan mulai tak terlihat, mintalah pimpinanNya
ketika tak makan dan minum*, saat iman menjawab semua keraguan
sebuah pembelajaran pada saat:
aku seperti dalam perjalanan ke Damsyik ku
aku seperti tak melihat
aku seperti yang tertuntun
aku seperti kehilangan selera makan dan minum
dan ketika itu....
aku belajar untuk percaya
kiranya menjadi berkat
* = untuk bagian ini aku analogikan sebagai puasa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar