memusing segala perkara
entah yang indah, atau yang berkesan sepi
nelangsa peristiwa sejenak
suka berhari-hari penuh
adakah yang lebih indah dari kebersamaan?
aku teringat, entah mengapa
sengaja kita sepakat lukis gambar dewa,
dalam mabuk kita berdua, kita lukis sebuah muka
satu muka: setengah muka ku, setengah muka mu
setengah mabuk kau berkata:
"lihat, dewa ini mirip sekali denganmu"
aku terlampau mudah mabuk sepenuhnya, jua berkata:
"tidak, aku tak secakap dalam gambar ini. Kurasa muka dewa ini menitis jadi engkau"
--tertawa bersama--
--saling berpandangan, tunjuk muka satu sama lain--
--kembali tertawa bersama--
kecewa tak bisa hindarkan kenangan,
terangkai dalam bingkai biru,
yang hanya ada di dinding waktu
sedikit jarak, sedikit waktu, memadu jadi satu
menjelma jadi kesendirian
juga begitu rapuh, mudah tersapu angin rindu
--melihat ke arah gambar dewa--
--kembali tertawa bersama--
--mata mengantuk redup--
temanku telah jadi mabuk, sempat berkata:
"janganlah kita berdebat untuk hal sepele;
karna kita tahu dalam mabuk kita berdua,
telah jadi dewa bersama, dalam satu muka,
kau dan aku"
aku ucapkan kata penghabisan sebelum tertidur dalam mabuk:
"sungguh kita tak perlu dewa,
karna kita tahu dalam mabuk kita berdua,
dewa tak lebih dari kita berdua,
dia bukan kau, juga bukan aku,
karna dua muka kita"
--aku tertidur--
--temanku tertidur--
--gambar dewa jadi alas tidur kami--
kebersamaan begitu kokoh,
tak juga kesadaran yang jadi pegangan,
karna dalam bawah alam sadar kita bersama
sedikit waktu, sedikit jarak, memadu jadi satu,
menjelma jadi kebersamaan,
dalam kemabukan rindu terhadapmu
May 10, 2011
0 komentar:
Posting Komentar