Senandung angin pagi ini begitu merdu. Sambut menyambut menghampiri lembut kulit tubuhku yang masih saja bermalas-malas. Entah malas karena apa.
Senandung angin pagi ini ramah sekali. Pelahan demi perlahan dari atas tubuhku menyusur ke bawah, berlomba mereka senggol hitam kulitku. Entah mengapa bisa menghitam kulitku
Burung berkicau, langit pagi pun memudar biru
Dewa-dewa kematian bergerilya, pasukan terang terhisap pada bulan
Satu kali mati, lalu lenyap sudah
satu kali hidup, permulaan pun mulai awal-mula
Senandung perih, tentang kulit hitam,
tapi terlupa keriput mendesak
Senandung sesal, tentang malas,
terhenyak sesal penyesalan kemudian
Burung berkicau, lalu semua lupa,
langit mendekat, biru pudar, lalu tak diingat-ingat sekali-kali
Dewa-dewa kematian, bergerilya tikam satu, lalu kedalam lebih dalam
pasukan terang terhisap tak bercahaya, bulan terang menghitam malam
dan angin bawa kicau-kicau merdu burung yang terlupa,
dan angin pada kulit hitam ramah senggol kulit hitam kelam
yang terlupa
perangai malam
kami berpesta, rayakan malam
bulan ada di tempatnya, manjakan diri betamasya gelap
kami bersuka, malam lagi datang
bintang tak terhalang, kedap-kedip rayakan eksistensinya
kami bermanja, lebih-lebih karna malam
dingin berkunjung dalam siulannya, hangat bukan segalanya bukan?
kami senang, kami pun bergirang
menarilah bayang pohon,
betapa ketakutan akan gelap bagai peletup simfoni, dendang malam
iring-iringan rindu semampai
sudut kotak mimpi mulai merekah...
jelang
bulan ada di tempatnya, manjakan diri betamasya gelap
kami bersuka, malam lagi datang
bintang tak terhalang, kedap-kedip rayakan eksistensinya
kami bermanja, lebih-lebih karna malam
dingin berkunjung dalam siulannya, hangat bukan segalanya bukan?
kami senang, kami pun bergirang
menarilah bayang pohon,
betapa ketakutan akan gelap bagai peletup simfoni, dendang malam
iring-iringan rindu semampai
sudut kotak mimpi mulai merekah...
jelang
June 21, 2011
bagaimana bila berpikir?
bagaimana bila mana kau berpikir
bagaimana bila itu hanya sebuah pikir
bagaimana bila sebuah pikir bukanlah suatu yang semu
bagaimana bila berpikir lebih dari sekedar yang semu?
bagaimana bisa suatu pikir hanya kau yang punya
bagaimana bisa pikir yang kau punya lebih dari yang orang lain punya pikir
bagaimana bila sebuah pikir bukanlah tentang cuma kamu seorang
bagaimana bisa pikir yang kau punya melulu tentang kamu seorang?
bagaimana bila mana kau berpikir bukan melulu tentang kamu
bagaimana bisa itu hanya sebuah pikir?
bagaimana bila sebuah pikir yang lebih dari sekedar semu bukanlah tentang kamu seorang
bagaimana bisa pikir yang melulu tentang kamu?
--mari berpikir tentang lain yang bukan melulu tentang kamu--
bagaimana bila itu hanya sebuah pikir
bagaimana bila sebuah pikir bukanlah suatu yang semu
bagaimana bila berpikir lebih dari sekedar yang semu?
bagaimana bisa suatu pikir hanya kau yang punya
bagaimana bisa pikir yang kau punya lebih dari yang orang lain punya pikir
bagaimana bila sebuah pikir bukanlah tentang cuma kamu seorang
bagaimana bisa pikir yang kau punya melulu tentang kamu seorang?
bagaimana bila mana kau berpikir bukan melulu tentang kamu
bagaimana bisa itu hanya sebuah pikir?
bagaimana bila sebuah pikir yang lebih dari sekedar semu bukanlah tentang kamu seorang
bagaimana bisa pikir yang melulu tentang kamu?
--mari berpikir tentang lain yang bukan melulu tentang kamu--
June 21, 2011
abstraksi jiwa
terinjak keadaan langit, saat kelam pudar
beraturan nafas-nafas berlalu,
seiring iring-iringan pujian untuk anugerah dan syukur
sesingkat lidah kecap jentik asam
terbanglah segala yang nyata,
dimensi keberartian ditemukan kehilangan artinya
nyata segala kemungkinan,
memori merangkum segala praduga
genggam segala yang ada, pun apa mungkin?
'pabila nyatanya tidak ada pribadi yang suci
jejak biru, terbesit memerah
menghitam, dan keabu-abuan
simbolik dalam padanan warna
tersembunyi bagi yang buta cahaya
hilanglah...
beraturan nafas-nafas berlalu,
seiring iring-iringan pujian untuk anugerah dan syukur
sesingkat lidah kecap jentik asam
terbanglah segala yang nyata,
dimensi keberartian ditemukan kehilangan artinya
nyata segala kemungkinan,
memori merangkum segala praduga
genggam segala yang ada, pun apa mungkin?
'pabila nyatanya tidak ada pribadi yang suci
jejak biru, terbesit memerah
menghitam, dan keabu-abuan
simbolik dalam padanan warna
tersembunyi bagi yang buta cahaya
hilanglah...
June 17, 2011
kamus perbedaan dalam berteman
perbedaan?
itu cuma menjadi kekentalan yang mereka nikmati bagaikan kopi hangat yang diteguk secara perlahan hingga bersisa ampas yang tertinggal di cangkir mereka.
---sedang menikmati secangkir kopi hangat---
itu cuma menjadi kekentalan yang mereka nikmati bagaikan kopi hangat yang diteguk secara perlahan hingga bersisa ampas yang tertinggal di cangkir mereka.
---sedang menikmati secangkir kopi hangat---
June 7, 2011
Jejek-jejak Gelap (... dan fungsi)
Previous Chapter: Jejak-jejak Gelap (Intro)
Suara itu kembali datang di malam ini. Memecah sunyi dalam gelap kamarmu. Tak kutahu siapa nama gerangan suara itu. Kunamakan saja suara itu Suara Gelap.
"Hai sobat" Suara Gelaplah yang pertama berkata.
"Kau datang" terka ku pada Suara Gelap.
"Ya ini aku. Dalam gelap kamarku, inilah aku yang bersuara" jelas Suara Gelap.
"Adakah wujudmu adalah abstraknya tak bersosok?" tanyaku.
Jejek-jejak Gelap (Intro)
Ini malam begitu gelap dalam kamar. Seperti ada yang hendak berkata. Maka kupersilahkan dia berkata. Dalam gelap kupersilahkan dia berbicara.
"Berbicaralah!" pintaku
Hampir,
Hampir,
Hampir pagi, namun belum pagi. Sudah bangun, tapi tak berarti hampir bangun. Benar-benar bangun. Adalah Dia yang benar-benar bangun dan hampir pagi.
Jikalau saja ada kata yang tersisa dari kesuksesannya dahulu, tentulah hanya kata PENYESALAN yang tertinggal. Tertinggal untuk diratapi, dikenang, dan kembali lagi untuk diratapi. Tatapannya kini pun tak lagi seperti optimisme kala masa pengangkatannya dulu jadi pegawai kelas menengah. Saat mencoba ingin membohongi dirinya sendiri, bahwasanya Dia masih terangkat hingga kini, hanya desah kelu "huh..." yang keluar dari mulutnya.
angin
malam ini aku bagai angin.
terbang... melayang
dalam gelap... menuju asal sinaran malam
malam ini aku bagai angin
dingin... semilir
menjauh bumi... membumbung sendiri
malam ini aku bagai angin
berhembus... berarak
tak statis ... pula hilang arah
malam ini aku bagai ...
eksistensi ada namun tiada
June 2, 2011
buta
dan 'pabila buta
aku takut..., takut kehilangan cahaya
cahaya yang pada balik kedua bola mataku ini,
tentang apa yang nantinya akan tak dapat kualami,
tentang seharusnya aku yang dapat melihat,
tentang setiap kesimpulan dari penglihatan,
tentang suatu penilaian sempurna karena melihat seksama,
tentang keberartian memandang tanpa bias pengaruh orang lain,
tentang melihat kejujuran, tentang kejujuran, tanpa pengaruh orang lain
tentang cahaya penglihatan
jangan.... jangan sampai aku...
buta
![]() |
source picture: Internet |
May 23, 2011
pencari keterbukaan III
Previous chapter: pencari keterbukaan II
EMPAT
aku mencari keterbukaan
Sebuah surat telah kuterima dari seorang gadis. Gadis cantik dalam definisiku, karena nyatanya teman-temanku tak setuju bahwa cantik itu kata yang tepat dialamatkan kepada gadis yang satu ini. Ragu aku membuka surat ini. Ada ketakutan yang menghantuiku seketika surat ini kuterima. Karena baru saja kemarin kami bertengkar begitu hebatnya, dan itulah pertengkaran terhebat sepanjang sejarah relasiku dengan si gadis cantik.
Nyatanya yang tertutup ini harus terbuka juga.
Walau ada ketakutan akan isi surat yang nantinya isi surat ini bisa saja menyakitkan ataupun merugikanku. Surat yang tertutup itu akhirnya terbuka juga oleh kedua tanganku. Tahulah aku, setelah baca surat, inilah akhir perjalanan ceritaku bersama si gadis cantik. Si gadis cantik memutuskan untuk mengakhiri sesuatu yang masih terus kupertahankan. Hubungan kami.
Dan ketika surat yang tertutup telah terbuka -dan dibaca-, maka terimalah konsekuensi akibat terbukanya surat beserta pesan yang tertulis di dalamnya.
Menyedihkan... juga merugikanku... itulah konsekuensi dari keterbukanya surat yang kuterima dari si gadis cantik
Keterbukaan yang hadirkan konsekuensi.
aku pencari keterbukaan
TO BE cOntinuE....
May 10, 2011
Label:
cerita yang bersambung,
cERpEn
Lokasi:
Pamulang, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)