bagi yang berada terdepan
"selamat untukmu" kataku
tetap melangkah dibelakang itu tempat ku berjalan
"lagi-lagi yang ini tertinggal" keluhku
saat ini berjalan
baik menuju besok, lusa atau berganti minggu
waktu pun terus berjalan
detik tetap berputar, lalu menit, dan akhirnya jam menyusul
terbuka suatu wawasan baru di depan
saat melangkah, tapi jangan gegabah
kawan,... ikutkan TUHAN dalam perencanaan
jangan berjalan sambil memakai celana
kemarin mungkin menipu
sebatas ada perencanaan liar dalam sempitnya pemikiran
sayang sungguh disayang masa lalu tak bisa dihapus, walau ingin
anggap harga pembelajaran dari suatu kenangan
tunjukkan dan buktikan
DIA mau melihat buktinya
aku pun tetap melihatmu dengan antusias seperti sedia kala terhadapmu
"bukakan jalan bagiku kawan"
perjalananmu nanti akan mengajarkanku
bagaimana saatnya nanti ku harus melangkah sepertimu
seperti ketika iman yang nyata dalam perbuatan
bersinar bersama keteguhan yang tak bisa di pungkiri
"bukakan jalan bagiku"
seperti nanti saatnya tiba bagiku berada dalam posisimu
bagaimana aku berbicara dalam tindakan yang nyata
bukan sebatas menjadi gampagan agar gampang
"selamatku untukmu"
"aku berbahagia karnamu"
"aku pun ingin tertawa bersamamu"
"terlebih,... aku ingin bersama denganmu"
nanti akan tiba,
saat kau mengajarkan ku melangkah
menuntunku menyatakan iman dalam perbuatan
dalam dunia liar, tempat orang bekerja demi hidup
bagimu yang akan menuju dunia itu terlebih dahulu
"bukakan aku jalan" aku ingin belajar darimu
"teguhkan imanmu, ini saat untukmu"
"jangan gentar, tegarkan pijakan besama TANGAN YANG PERKASA"
bagimu yang akan menuju dunia itu terlebih dahulu
"engkau tidak sendiri, walau sepertinya demikian"
"lihatlah mereka yang terdahulu"
"belajarlah dari mereka, demikian nati ku kan belajar darimu"
bagiku yang tertinggal
aku masih akan disini, bersiap menanti giliran
"tersendiri, jangan khawatirkanku kawan"
"karena justru aku yang menghawatirkanmu"
duniamu nanti, lebih kejam dari duniaku saat ini
"aku tetap mendukungmu, walau dari belakang"
"jangan sungkan untuk menyapaku yang terbelakang"
sebatas aku, yang tak peduli akan posisi diri ini
DIA-lah pertolonganmu
seperti biasa, karena ku tak dapat memberi pertolongan yang sejati
DIA-lah teladanmu
dan DIA adalah yang telah kau ikuti sejak dahulu
tetaplah ikuti, walau terkadang tertinggal, ataupun terjatuh
tetap ikuti jejak langkahNya
karena hanya sesaat saja DIA seakan berjalan meninggalkanmu
padahal DIA tetap meninggalkan jejak langkahNYA
dan DIA tetap akan menunggu tak jauh darimu
jagalah hubunganmu bersamaNYA
tidak akan percuma, bahkan sangat berharga
tetap berdoa
tetap teduhkan diri di waktu pagi-pagi esok hari
DIA jauh mengasihimu melebihi kasihku
0 komentar:
Posting Komentar