header photo

Selamat Senja Ve [1]

1

selamat senja Ve
berakhirlah agustus setelah senja ini,
semoga bulan berikut tetap kau ada
di sana, tak di dekatku,
agar tak bias makna menanti

dan terbenamlah mentari
Ve..., bersiap bergantilah bulan
selamat senja Ve.

Senja 31 Agustus 2010


Indeks:

Bookmark and Share

empati

saat hujan datang tiba-tiba
keluar dari balik bola mata
dari balik peristiwa tak terduga
goncang sesaat raga
luka terbesit dalam jiwa

maka,
izinkan bila

payung yang ku punya
,bukan sekadar payung biasa,
ku pakai 'tuk tampung air mata
sembari lewati kau punya duka
bersama



sumber gambar klik di sini

saat syukur tak berkapital

HARI KALA PAGI
LEPAS DARI MIMPI
DI JAM INI
BARU SAJA DETIK BERLALU TADI
KEPAK BARANG LALU PERGI
SELAMAT PAGI PENGHUNI BUMI
AKU HIDUP INI HARI
jadi bersyukur aku lagi





23 Agustus 2010

Selepas hujan lalu

aku tahu kamu mawar di hujan;
tak beratap dalam tengah ilalang,
tumbuh sendiri di batang berduri;
titik air hujan tersisa pada kelopakmu,
selepas hujan lalu

kulihat kesegaran padamu,
selepas hujan lalu

andai benar ada putri malam
tentulah dia alami pagi, sapa mentari jalani hari,
kelakar malam hapus mimpi,
cintai pelangi malam hari,
selepas hujan lalu

tentulah demikian putri malam




empatiku dalam dukamu
29 Agustus 2010

garuda (tak) di dadamu

bajumu bergambar garuda,
bajumu pun berwarna merah,
juga garis putih di lingkar lengan,
sayangnya kamu salah buat,
itu baju kamu pakai terbalik,
jadinya garuda di punggungmu,
garuda tak di dadamu,

kata orang tua,
jika pakai baju terbalik
kamu dapat keberuntungan ini hari

yah..., kalau gitu untunglah
garuda tak di dadamu
hei kamu berbaju terbalik


antara diam-bersuara

ada yang mampu berbicara
padahal bisu aksara
nyata lidah binasa
karena bual semata

ada yang terdiam kata
padahal simpan kosakata
ramai isi kepala
jua sia-sia

ah... tak berperkara

Kisah Supir (hanya imaginasi sekilas tadi)

Kecepatan roda depan bis semakin meninggi. Tak peduli harga BBM baru saja naik lagi, tetap saja itu roda makin cepat berlari. Penumpang di dalam bis pada diam mematung diri, tak percaya apa yang sedang terjadi, bahkan bulu kuduk jadi pada berdiri menari. Supir itu bis bagai hilang mawas diri, tak peduli dia tak seorang diri.

"Pak...kiri...kiri...kiriiii....!!!" secara berganti penumpang buka gigi, berharap bis berhenti.

Alih-alih bis berhenti, malah itu roda bis makin cepat saja menuju hara-kiri. Tidak belok ke kiri, eng..ing...eng... ada motor yang terobos lampu merah pun ditabraki. Langsung mati...!!! ditabrak bis yang tak kenal berhenti. Tentu saja itu bis melarikan diri, walau arwah pengendara motor yang baru mati tadi coba kejar bis yang gak kenal berhenti. Pergi...pergi... arwah pengendara motor mati tadi seketika terangkat pergi, hilang dari bumi. Pasti nanti keluarga itu pengendara motor yang mati tadi akan datang menyambangi, ambil itu mayat mati untuk dikubur nanti. Bisa jadi malah dikremasi, karena tiada lahan kubur tersisa lagi.

Dengan pasti, bagai kencing sambil berdiri, jua laju bis makin meninggi. Supir itu bis bagai hilang mawas diri, jangan-jangan dia bermimpi. Mimpi mengendara motor Ducati, atau mimpi jadi Valentino Rossi. Tapi itu supir tak naik motor Ducati, jua bukan seorang Valentino Rossi. Itu supir lupa diri, dia cuma kendara itu bis yang gak bisa belok kiri. Pantas saja penumpang bis ini, yang bilang dengan buka gigi ""Pak...kiri...kiri...kiriiii....!!!" tak dihiraui. Ada penumpang yang berserah diri, sudah diap-siap mati. Pun ada yang beneran mati, kena serangan jantung komplikasi sakit hati.

Tapi, ...tepi...eh tapi...!!! Tiba-tiba bis berhenti. Itu mesin bis mati sendiri.

Kenapa ini???

Untung harga BBM meninggi, itu bis habis bensin sendiri. Sayang bagi supir yang telah hilang mawas diri, akhirnya dia sesal sendiri. Penumpang bis jadi tercengang sendiri, sambil bulu kuduk jadi turun kembali. Seperti hidup lagi, penumpang itu bis berhamburan lari.

"BAGAI HIDUP KEDUA KALIi" jerit salah satu penumpang sambil terus berlari, tak sesekali menoleh lagi.

Sayang sekali. Usaha hara-kiri itu supir bis gagal kembali, karena ini bukan usaha dia pertama kali. Tapi kali ini, tingginya harga BBM yang jadi biang keladi gagalnya usaha hara-kiri. Padahal niat itu supir bis tadi pingin mati karena tak sanggup lagi beli BBM yang semakin melonjak tinggi tak tergapai lagi.

"Ah,... Hilang sudah harga diri...!!!" keluh itu supir dalam hati. "Mati untuk sekali kok susah sekali?"

Itu supir benar-benar tak percaya apa yang terjadi.

satu payung berdua

ku tahu hujan di sana
titik-titik hujan dekatmu berada
ku tak tahu banyak titik hujan itu berapa
tapi, maukah kau terima
satu payung berdua
lewati titik hujan bersama?


saksi

kamu dapat tahan,
bahkan saat keadaan balik melawan

waktu mencatat yang kau buat
bagai lingkar tahun pohon yang tak terlihat,
dalam batang pohon tercatat
tapi nanti dunia bisa lihat
saat batang dibabat
lingkar tahun ungkap kisah hayat

waktu mencatat yang kau buat






















S U R G A

yang terlalu sempit dalam kantung dompetku
maka tak akan kucari kamu dari dalam isi dompetku

yang putih, bahkan adakah warna lebih suci dari itu?
maka tak dapatlah ku deskripsikan kamu kurang dari suci itu sendiri

yang indah bukan dari pandang bola mata manusia
maka tak pandang guna keindahan dunia bagi kamu

yang bukan hanya aku doa dan zikir terucap
maka tak cukup doa dan zikir semata ku mendekat kamu

yang kehampaan waktu ada di dalamnya
maka setibanya akhir waktuku, aku tahu di sana kamu

yang kebahagian ada di sana
maka berpuaslah aku dalam pahit, agar nikmat ku hargai kamu

yang tak orang berkuasa sombongkan dada demi keingkarannya
maka kusombongkan tertunduknya kepala dalam keteguhan hati demi kamu

yang korbannya lebih dari peluh dan darah
maka karena peluh dan darah, ku diperbolehkan pada kamu

yang ... ... ...

kenangan

kau menengok belakang, tapi tak terlihat

kau cari sambil lari, tapi tak didapat

kau lukis sketsa mimpi, tapi tak berlekat

hanya saja, kau tidak dapat
merebut waktu, yang membuat
sebuah sekat

jikalau kau mati, pun akan hilang
bersama matimu, yang halang
untuk dikenang


teruntuk,

--- yang tertinggal di belakang ---


Sumber gambar klik di sini

Antologi "Mereka yang ingin Pulang" [NelaYaN]

3

hari di mulai saat bulan bersinar
bentang layar perahu adalah simpul sepatumu
harap sebuah peruntungan dari bisik angin malam
jaringmu bagai simpul benang penyambung usia

jangan panggil mentari terbit
kar'na itulah saat bagimu lekas dari atas kasurmu
dinding rumahmu warna kekelaman
hitam cakrawala atap rumahmu

tetes keringat di bawah kolong langit
masuk angin, keluar peluh
di atas buih laut, batang kayu perahumu berpijak

saat engkau kembali, saat memijak bumi,
saatnya engkau bermimpi

engkau memimpikan ikan hasil tuaian tersusun rapih di pelataran pelelangan ikan
engkau memimpikan daging ayam kota pengganti garam lautan
engkau memimpikan jerat tengkulak tenggelam dalam tikaman keadilan
engkau memimpikan anakmu menjaring ilmu di samudera pendidikan

Selamatkan harimu nelayan
demi nenek moyang kita adalah seorang pelaut

Selamatkan harimu nelayan
demi berdiri tegak dalam di atas kebanggaan palsu negara kepulauan

Selamatkan harimu nelayan
demi pemerintah berceloteh: "demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia"
demikianlah harga mati kesejahteraanmu

saat engkau bermimpi, saat engkau memijak bumi,
saatnya engkau kembali

panggil mentari terbenam
kar'na inilah saat bagimu berlalu ke realitamu
dinding mimpimu 'tak berwarna
bening cakrawala atap mimpimu

simpan keringat di darat
tertidur, hembuskan angin telan peluh
di atas bumi, batang kayu perahumu terdampar

perahu peruntungan menemanimu
bulan bersinar saat hari dimulai

oh... laut, akankah dia pulang?



Antologi "Mereka yang Ingin Pulang"

PROTES [Buku Haram]

adalah sebuah buku
yang dirumuskan kumpulan berbaju putih
tebal sekali,
tak sesekali ada yang berani buka
"Jangan" demikian judul buku itu

adalah sebuah Gulungan Tua
yang asalnya dari Langit
tipis dan hampir robek,
telah jarang orang berani buka
karena gulungan itu ditiban buku "Jangan"

sungguh mengerikan,
buku "Jangan" jemawa*
sungguh mengenaskan,
Gulungan Tua tersembunyi

ah,... Langit percuma
sudah letih Dia kirim itu gulungan tua
tapi cuma kumpulan berbaju putihlah yang baca
sebelum akhirnya buat itu buku "Jangan"
karena merekalah yang berkuasa
tentukan mana tanda baca, bagaimana mengartikan
dan Gulungan Tua pun jadi tua, dilahap usia
karena sesudahnya, cuma untuk ditiban buku "Jangan"

ah,... Langit percuma
karna di bawah langit,
penguasa bumi adalah penghuni tanah
Langit hanya untuk alibi
demikian bumi beratap langit
demikianlah hidup di atas tanah



keterangan (berdasarkan KBBRI):
je·ma·wa kl a 1 angkuh; congkak; 2 suka mencampuri perkara orang lain;
ke·je·ma·wa·an n keangkuhan; kecongkakan



sumber gambar klik di sini

Antologi "Mereka yang ingin Pulang" [TKI]

2

menuju kota Malang
lesu dia, terbelenggu malang

satu dua langkahnya berat, maju
sepucuk surat terselip di hati mengerat, ragu

hilang telah harap, berat terasa dagu
tak dia berani menatap, dia malu
pulang dia dari peraduan
lenyap sudah kebanggaan

tiba di pintu yang ditumbuhi ilalang, hendak dia bilang:
"ibu aku pulang, jumpa rumah di Malang,
senyum ku hilang, oh ibu beranak malang,
tak banyak ku bawa pulang, cuma mimpi yang kepalang
asa ku dilempar ambalang, saat 'deportasi' majikanku bilang
bersama kulit sembunyikan ku punya belulang, air mataku gilang-gemilang
sejenak sebelum pulang, hendak ku terjun ke jurang
tapi ku ingat senandung burung ketilang, bersenandung di waktu yang berselang
tentang menjalani hari dengan riang, bak hari-hari si kecil petualang
sejauh apapun dia melanglang, pun teringat dia untuk pulang
maka itu oh ibu beranak malang, langkah kakiku tunggang-langgang
tak banyak kubawa pulang, cuma mimpi yang kepalang
tentang sebakul gaji bulan nanti yang hilang, saat 'deportasi' majikanku bilang
senyum ku hilang, oh ibu beranak malang
jumpa rumah di Malang, ibu aku pulang"

lesu dia, terbelenggu malang
menuju kota Malang


Sumber gambar klik di sini


Antologi "Mereka yang Ingin Pulang"









Manusia Maju

satu dua, tiga langkah maju
bersama ragu, tapi masih maju
tunduk dagu, bisu senandung lagu
dia maju, sekalipun malu
sejenak, dan beberapa jenak
saat tak beranjak
coba teguhkan kaki memijak
dia henti sejenak, lalu kembali beranjak

Antologi "Mereka yang ingin Pulang" [wanita jalang]

1

wanita jalang purna-adibintang, pulang
lusuh tampang, bawa itu uang
peduli tetangga hidung belang, apa mau dibilang?
tetap pulang, demi anak sayang

"pulang... ya pulang, aku kembali pulang"
wanita jalang melenggang... pulang


---= veSTer CobaiN=---

6 Agustus 2020


Antologi "Mereka yang Ingin Pulang"

tuan putri

tuan putri, hamba datang
tak sujud di depanmu, justru hamba tegak, tegar tengkuk
maaf tuan putri, hamba tegak di depanmu
agar tuan putri dapat lihat, bagaimana cara berdiri tegak

tuan putri, hamba datang
tak manis dalam berucap, justru sinis, tak satupun manis
maaf tuan putri, hamba sinis dalam kata
agar tuan putri dapat dengar, kejamnya lidah bagi telinga

tuan putri, hamba bersiap undur, jika diminta
karna dalam kesengajaan, kesemuanya kubuat
maaf, bukan hamba lebih hebat dari tuan putri
hamba hanya ingin berguna

jika dipandang tak berguna,
mintalah, maka hamba akan undur

maaf tuan putri

3 Agustus 2010

surat rindu

harap cepat,
lebih dekat,
hilangkan sekat,
jangan bersyarat,
bagimu teman akhir hayat

Otakku mengguncang alam sadar, dan berguncang, jadinya matapun goncang, jalanku pincang. Mataku undang ketidaksadaran alam sadar, kulit terisap ke tulang, slide show peristiwa lalu ajak pulang, lidahku mengigau "Suatu hari nanti, kau kan ku jelang".

geleng-geleng kepala (bukan dugem)

ke kiri, walau sejenak palingkan muka
ke kanan, geser sikit* leher

putar 360 derajat,
"krek..." tulang leher keluarkan suara

Paranoid

padahal sudah ku lari
mata ke depan
enggan ke belakang
tapi kau ada
memburu, menempel ketat

pernah kututup mata
gelap, amat sangat
terhisap dalam, hitam pekat
tapi kau ada
menikam dalam sunyi kelam

hilang khasiat

aPakah...
kata sayAng yang berulang terucap
hiLangkan khasiat dari kata itu?
terlalu murah(an)
murah diucap, mahal dibuat

kau.

apakah...
kata duSta yang jarang terucap
hilangkan khasiat dari kata itu?
terlalu (ke)mahal(an)
mahal diucap, murah dibUat

aku,

... .

sekadarnya



5 Agustus 2010

Naomi (kitab Ruth 1-4)

baiknya memang demikian
demi tanah yang tandus, apalah arti?
di mana tanah perjanjian itu?
demi janji tinggal dikenang,
jadi, baiknya aku pergi saja
berlalu samping, di sana, di peternakan para Moab

PROTES [I R O N I]

aku terdiam di ruang kerjaku
terpaku erat dalam dudukan, depan meja kerjaku
tentang masa lalu, yang berlalu, dan membawaku
galau..., hari ini, jelang nanti, pilihanku

sebelum akhirnya, lamunanku bawa sertaku...

Search Engine Optimization