hari di mulai saat bulan bersinar
bentang layar perahu adalah simpul sepatumu
harap sebuah peruntungan dari bisik angin malam
jaringmu bagai simpul benang penyambung usia
jangan panggil mentari terbit
kar'na itulah saat bagimu lekas dari atas kasurmu
dinding rumahmu warna kekelaman
hitam cakrawala atap rumahmu
tetes keringat di bawah kolong langit
masuk angin, keluar peluh
di atas buih laut, batang kayu perahumu berpijak
saat engkau kembali, saat memijak bumi,
saatnya engkau bermimpi
engkau memimpikan ikan hasil tuaian tersusun rapih di pelataran pelelangan ikan
engkau memimpikan daging ayam kota pengganti garam lautan
engkau memimpikan jerat tengkulak tenggelam dalam tikaman keadilan
engkau memimpikan anakmu menjaring ilmu di samudera pendidikan
Selamatkan harimu nelayan
demi nenek moyang kita adalah seorang pelaut
Selamatkan harimu nelayan
demi berdiri tegak dalam di atas kebanggaan palsu negara kepulauan
Selamatkan harimu nelayan
demi pemerintah berceloteh: "demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia"
demikianlah harga mati kesejahteraanmu
saat engkau bermimpi, saat engkau memijak bumi,
saatnya engkau kembali
panggil mentari terbenam
kar'na inilah saat bagimu berlalu ke realitamu
dinding mimpimu 'tak berwarna
bening cakrawala atap mimpimu
simpan keringat di darat
tertidur, hembuskan angin telan peluh
di atas bumi, batang kayu perahumu terdampar
perahu peruntungan menemanimu
bulan bersinar saat hari dimulai
oh... laut, akankah dia pulang?
Antologi "Mereka yang Ingin Pulang"
2. TKI Ilegal
3. Nelayan
0 komentar:
Posting Komentar