header photo

Kakak berbadan kecil bernyali ginggantisme


Aduh kakak, senangnya ku jumpa denganmu dalam baju merahmu. Bukan merah pertanda "stop" pada lampu lalu lintas, tapi merah pertanda "berani" pada bendera negara kita.

Samar-samar sejak lama kudengar kabar pengasinganmu di sekitar gunung merapi Yogyakarta, tapi saat kujumpa malam tadi, kau bercerita singkapkan samar-samar kabar dirimu.

Dalam pengasingan, kehadiranmu kembali ke kota plat D, sepintas kupikir kau menghindari maut. Menjauh dari gunung meletus, sayangkan nyawamu sendiri. Nyatanya, kau tidak kembali ke kota plat D melainkan hanya "singgah sejenak". Kau singgah hanya kumpulkan bekal untuk menantang mautmu, atau lebih jelasnya, menantang maut kaum mu di kaki gunung merapi.

Duhai kakak berbadan kecil bernyali ginggantisme, bolehkah aku menahanmu, menenangkanmu di kota plat D ini? Sementara ketenanganmu berada di kaki gunung meletus itu.

Maka jikalau bekal mu sudah tersedia, dan kau bersiap langkah pergi menuju ketenanganmu di sana, jumpai kaum mu di kaki gunung merapi, dapatkah ku menahanmu di kota plat D ini?

Tentulah aku seorang bodoh yang berpikir dapat kerdilkan nyali ginggantisme mu.

Tiada ada pikiranku menjadikan mu sebagai kebodohan, yg disangkakan banyak orang tentang seseorang yg justru menghadapi gunung meletus dan bukan malah lari menghindar.

Dan kau, kakak berbadan kecil bernyali ginggantisme, pergilah temui ketenanganmu dan tolonglah kaum mu di kaki gunung merapi.

Hanya saja, jagalah tetap nyawamu dan kesehatanmu. Jadilah berkat.


Salam melepas rindu unt kak epoy

Kutunggu jumpa kita di lain kesempatan. Mungkin juga jumpa kita nanti seperti malam tadi, dalam persekutuan mahasiswa.

-pengendara motor berplat B-

 November 8, 2010

0 komentar:

Search Engine Optimization