header photo

Oktober mencatat kisah bangsaku


Belum juga para tentara semut penuhi lumbungnya dengan bekal makanan, penghujan tiba mengusir matahari. Saat pohon tua hendak teduhkan musafir yang singgah dibawahnya, angin puting-beliung bersenjata gergaji mesin tumbangkan peradabannya. Yang setiap awal musim menanam, petani sibukkan diri tancap benih di petak sawahnya, anak buah menteri pertanian bawa tanah urugan dalam baris dumb truck pembawa tanah merah mendekati sawah. Baru saja gunung berapi masuk angin lalu muntah, anak si pengungsi lupa bawa keceriaannya yang tertinggal di laci mainannya. Ketika ramai pasar malam menggeliat, samar-samar api infrastruktur tata kota bersiap menyala disusul buldozer pembangunan apartement. Derap-derap langkah pemimpin demokrasi, tetap saja kaum marginal disunati.

Selamat tinggal oktober biru, tibalah nopember nelangsa. Desember entah dapat bertahan.

Garuda hampir punah


November 6, 2010

0 komentar:

Search Engine Optimization