header photo

BinTaNG

bintang telah menghilang
bersama kedipannya yang menarik
meredup mungkin, terhalang bisa jadi
dimana kau, bintangku?

bintang yang mungkin berpindah
bukan karena bintang berlari menghindar
tapi karena bumi yg kupijak berputar, merubah posisiku
takkan kutemukan lagi bintang di titik yang sama

bintang, coba kuperhatikan apa yang kuingat
masa ketika kupelajari arti keberadaanmu
langit tempat tempat tertancap
hitam sekeliling membuatmu bercahaya

langit tanpa bintang
kuanggap saja langit itu selembar kertas hitam besar melayang diudara
namun kehadiran bintang seakan langit berbeda
nuansa besarnya langit, dan kecilnya diri ini,menyerangku melingkupiku

bintangku yang terhalang
mungkin engkau berselimutkan awan malam
atau bulan dalam ke-ego-an, menutupi
karena dia anggap kau miliknya semata
mungkin, planetmu sedang berkejar-kejaran berlari berputar memutarimu
dan meniadakan ruang bagi sudut pandang mata yang menerawang
bintangku yang terhalang

coba tunjuk satu bintang
karena memang tak mungkin bisa diraih
bahkan tak sanggup disimpan
tak perlu diingat yang nampak semalam
karena esok malam mungkin dapat dijumpai
kalaupun tidak dua hari kedepan terjumpai
tiga hari mungkin, ..., seminggu,...seminggu setengah,...setengah bulan lagi, mungkin
selama pasti dagu mengangkat ke atas membentuk sudut lebih dari 90 derajat
dan kertas hitam besar masih melayang diudara
masih ada harapan, bintang kembali terlihat, ini pasti
pasti, dan bukan mungkin, karena dalam pengharapan ada kepastian

apa yang sebenarnya ini...
mata yang ingin melihat bintang?
bintang yang ada, walau terkadang tak ada, mengganggu indahnya langit malamku?
atau diri ini yang mencari keindahan yang sempurna?
apa yang membuat ku terusik karena bintang tiada bersinar?
apa yang merugikanku ketika langit tetaplah kertas hitam besar masih melayang diudara?
ataukah ada yang perlu kusimpulkan?

baiklah mari kubuat kesimpulan dalam penalaran liar isi kepala bersama dengan logikanya

ku melihat bintang, terlihat kecil bagi mata, tapi tak begitu sebenarnya
sebenarnya aku terlihat kecil bagi bintang
kecilnya bintang malam, karena jarak tempuh antara kami teramat jauh
sangat jauh, itu sebabnya tiada angkot yang mempunyai terminal di sana
tapi dekat ketika ku puaskan mata memandangnya
dan bintang memang untuk dinikmati, ini jelas
terkadang dia dapat datang menyapa mata dan berkata "waktunya untuk tidur"
tak bermulut tapi dapat bekata (^.^) itulah bintangku

demikian hingga kuanalogikan juga seperti itu TUHANku
tak nampak, tapi terlihat, seperti itu lah TUHANku
dan salah bagiku mengganggap DIA kecil, karena tak begitu sebenarnya
aku yang terlihat kecil dimataNYA
dekatnya jarakku denganTUHANku sebatas menutup mata dan mulai kuberdoa
dan kumulai untuk menikmati yang disediakan TUHANku
itulah bintang malamku



Bookmark and Share

0 komentar:

Search Engine Optimization