di bawah ketiak langit
menutupi suara azan magrib di penghujung kiamat
deru pembangunan dikumandangkan
besi-besi berhamburan
baja-baja tergeletak begitu saja
dekat dengan rumah bising tangis seorang anak
suara anak kecil meronta dari pangkuan ibunya
"tenanglah nak, tunggu bapakmu sebentar lagi
sebentar lagi, hingga dia mengakuimu anaknya"
suara anak kecil menghantui jalan pikirannya
seorang pemuda berbaju keringat terlihat pas bagi tubuhnya
menenteng penyangkalan dalam batinnya
penyangkalan adalah sebuah keindahan
mewarnai putihnya kesempurnaan diri
lengkaplah sudah warna jati diri
jati diri menandai eksistensi
harap-harap mana tau
nanti berjaya di atas singgasana
singgasana terlihat indah
indah apabila istana berdiri megah
megah dalam kokohnya bangunan membelah ketiak langit
di bawah ketiak langit
deru pembangunan dikumandangkan
tinggalkan azan sejenak, lupakan
lupakan suara bising tangis seorang anak
tancapkan baja, singkirkan yang menghalang
paksa ibu tinggalkan peraduannya
pekerjakan pundak seorang pemuda berbaju keringat
sempurnakan warna bangunan, perkokoh singgasana
di bawah ketiak langit
mari sejenak dengarkan suara azan di penghujung kiamat
deru pembangunan telah dikumandangkan
sepinya kini bising tangis anak
tinggallah harap seorang ibu ditemani seorang bapak
tinggallah kini pemuda bertelanjang dada
berbaju dehidrasi terlihat pas kini di badannya
dengan kedua tangan, menyeret paksa penyesalan
singgasana terlihat indah
istana berdiri megah
kokohnya bangunan membelah ketiak langit
di bawah ketiak langit
deru pembangunan
azan di penghujung kiamat
Sumber gambar:
1. http://foto.detik.com/readfoto/2009/07/29/175024/1173899/157/1/
2, http://www.jakartapress.com/demo/gallery/id/85/Penggusuran-Rumah-di-Stren-Kali-Jagir.jp
Sajak TERinjak-injak:
1. bendera setengah tiang
2. di bawah pembangunan singgasana
3. warna-warni jalan raya
4. Dan KAMi siAP TertawA
0 komentar:
Posting Komentar