tiga buah surat cinta tercecer di jalanan
terinjak-injak, terbawa angin, melayang terhempas
1. Dear pembela tuhan,
anarkis
bertindaklah demikian berdasarkan idealisme mu
tunjukkan nyalimu
gentarkan langkah setiap orang
hujat semua yang menentang
agar terlihat keberanian yang menjadi dasar
telanjangi kami yang pengecut
lantangkanlah suaramu
perdengarkan yang menjadi keyakinanamu
terimalah surgamu
kamulah sang pembela
atas nama pencipta
kamulah laskar
teriring cinta damai dariku,
penganut agama
2. Dear keragaman bangsaku,
aku ingin bertanya
saudaraku, masihkah kita bersaudara?
saat aku tertawa, masihkah kita bersaudara?
saat kau tertawa, masihkah kita bersaudara?
aku ingin bertanya
saudaraku, masihkah kita bersaudara?
saat masa perayaan tiba, masihkah kita bersaudara?
saat masa perkabungan tiba, masihkah kita bersaudara?
aku ini bertanya
saudaraku, masihkah kita bersaudara?
saat kita senada, masihkah kita bersaudara?
saat terdiam bersama, masihkah kita bersaudara?
maafkan, saudaraku
jikalau ternyata kita bersaudara
dalam kumpulan perbedaan
di bawah satu bendera.
atas nama kerukunan berbangsa,
Bhineka tunggal ika
3. Dear saudara yang malang,
turunlah ke jalan saudaraku
agar nampak kemalanganmu
bersama kemalangan, bersama nurani
kita berjalan, kita menentang
kita permainkan kemujuran
harap-harap, mana tau?
siapa pula kita?
sudahlah..., jalani saja jalan tadi
jalan ini, adakan ajalnya?
supaya tak letih kaki kita berjalan
akankah ada akhir kemalangan?
harap-harap, mana tau?
sudahlah, jalani saja jalan tadi
kita adalah kemalangan,
kitalah nurani
bersama kita berjalan, bersama menentang
bersama kita jalani
Jabat erat,
kemalangan yang tertindas
di bawah ketiak langit
tiga buah surat cinta tercecer di jalanan
terinjak-injak, terbawa angin, melayang terhempas
Sajak TERinjak-injak:
1. bendera setengah tiang
2. di bawah pembangunan singgasana
3. warna-warni jalan raya
4. Dan KAMi siAP TertawA
0 komentar:
Posting Komentar