lelaki itu terus saja tak beranjak dari yang dipandangnya
pandangannya begitu cekatan kepada sesosok gambar
pada gambar yang menghiasi tempat foto dompetnya.
rambutnya hitam, "ah begitu hitamnya"
hidungnya berlubang dua, "wow sempurna sekali kebulatan dari lubang itu"
bibirnya menebar senyum, "apa gerangan yang membuatnya bahagia?"
"apakah aku sedang jatuh cinta?" sebuah pertanyaan muncul dalam benaknya
"mengapa aku begitu terpesona pada gambar yang satu ini?"
si lelaki tetap memainkan matanya kepada gambar di dompetnya,
dan sesekali tersenyum sendiri,
entah senyum karena terbius gambar itu atau karena geli akan tingkah lakunya sendiri
penasaran kini muncul dalam alam pikirannya
lelaki ini begitu ingin menyelami gambar penghias dompetnya itu.
"mengapa dia tersenyum?"
"atau memang dia tercipta untuk tersenyum?"
"apa yang latar belakang dia tersenyum?"
lelaki ini tak dapat menjawab pertanyaan itu,
dia tidak mengerti mengapa ada senyum dalam gambar itu
dia tak tahu latar belakang senyum itu
yang dia tahu ada sesuatu di belakang gambar itu
dia membuka lebih dalam lagi isi dompetnya
dibukanya dan dia menemukan latar belakang gambar itu.
ada beberapa lembar uang yang begitu menyilaukan matanya
membuatnya tersenyum bahkan bagai gambar yang tadi dipandanginya
senyum di muka lelaki itu begitu lebarnya, begitu manisnya
latar belakang senyum si lelaki tercipta karena menemukan uang di balik gambar tadi
kini dia menemukan arti dari senyuman pada gambar yang dipandanginya.
uang adalah sumbernya.
kebahagiaan muncul dari uang (setidaknya senyum dapat mewakili kebahagiaan itu)
benarkah???
dan si lelaki ini membalikkan lagi dompetnya ke dalam saku celananya
dia bersiap mendudukkan pantatnya pada jok hitam motornya
memakai helmnya, dan bersiap memutar gas motor.
sejenak dia memperhatikan kaca spionnya
memastikan pantulan spion dalam posisi yang tepat,
hingga akhirnya bayang wajahnya sendiri terpantul pada kaca spion tersebut.
"hey, sepertinya aku sangat mengenali pantulan wajah ini."
rambutnya hitam, "ah begitu hitamnya"
hidungnya berlubang dua, "wow sempurna sekali kebulatan dari lubang itu"
bibirnya menebar senyum, "apa gerangan yang membuatnya bahagia?"
si lelaki kembali mengambil dompetnya,
sekelebat, dia mulai bandingkan gambar di dompet dengan pantulan wajahnya di spion
oh, kini si lelaki mengerti
siapa gerangan yang dia cintai itu.
dia sedang jatuh cinta pada dirinya sendiri.
pada dirinya yang sedang tersenyum,
dan kini dia mengerti arti dari senyuman itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar