Tuhan... batu Kau buat keras, mengapa?
lalu Kau susun begitu banyak batu, jadilah gunung
menonjol dari permukaan bumi, teramat tinggi, mendekati singgasana-Mu
seorang manusia bertekad mendakinya,
satu persatu langkahnya pasti,
batu demi batu dipijakinya.
di atas gunung batu dia berdiri,
puncak tertinggi digapainya,
hanya sejenak diseka peluhnya,
sejenak juga dia tengok ke bawah,
kemudian lama dia mengadah ke langit.
dari gunung yang didakinya,
demi peluh yang telah dikeluarkannya,
demi kolong langit di bawahnya,
demikian dia mulai meminta:
"Telah kutaklukkan gunung yang Engkau buat,
demikian dari tiap batu yang Engkau susun, menjadi gunung, telah kutapaki
hingga dari puncak ini aku dekati,
singgasana-Mu semakin dekat terasa"
"Kini aku dalam dimensi antara,
di atasku, singgasana-Mu mendekat
di kolongku, penghuni bumi berada
dan dari kesemua penghuni bumi, aku dipuncak kesemuanya
dari atas gunung, dari batu yang disusun tangan-Mu sendiri"
"Atas semua jejak kakiku berada di sini,
atas semua batu yang kutapaki,
atas puncak tertinggi tempat ku berdiri,
kini aku telah berarti"
"Dari puncak tertinggi, kuterawang kesemua penghuni bumi,
ada kemiskinan di sana-sini,
ada ketidakadilan menghakimi,
dan aku di atas puncak tertinggi,
sungguh tak ingin kusentuh kesemua tadi"
"Kini aku telah berarti,
karena pencapaian puncak tertinggi,
ku kolongi kemiskinan dan ketidakadilan
kupandangi dari kejauhan, dan ku telah berarti
dari puncak tertinggi, terimalah aku menjadi murid-Mu abadi"
Tuhan sentilkan jari-Nya, terbitlah hujan,
air jatuh tak kenal tempat, juga kepada gunung batu,
batu Dia buat keras, agar air hujan tiada dapat meresap
bersama air mengalir dari permukaan batu, siap gelincirkan yang memijakinya
demikianlah nasib seorang manusia,
meski di puncak tertinggi, dapat dia tergelincir,
karena batu Dia buat keras.
seorang manusia terjatuh,
satu persatu batu dihujami badannya sendiri,
dan berlalulah seorang manusia dari gunung batu, yang tersusun dari begitu banyak batu,
kembali ke kolong langit, bersama penghuni bumi lainnya
dari dekat seorang manusia dapat melihat kemiskinan di sana-sini,
dari dekat seorang manusia dapat melihat ketidakadilan menghakimi,
seorang manusia, dari puncak tertinggi kini sejajar dengan permukaan bumi
saat seorang manusia menemukan kesejajaran dengan permukaan bumi
seorang manusia tertunduk malu
"Telah kurasakan puncak tertinggi,
telah kuterawang kondisi penghuni bumi dari gunung buatan tangan-Mu,
aku rasakan kehadiran-Mu kini,
saat Engkau turunkan aku, jumpai penghuni bumi
membantu penghuni bumi di sana-sini dalam kemiskinan,
menghakimi dengan keadilan,
agar kini dengan rela kujadi murid-Mu abadi"
Tuhan..., batu Kau buat keras,
lalu Kau susun begitu banyak batu, jadilah gunung
menonjol dari permukaan bumi, teramat tinggi, mendekati singgasana-Mu
agar seorang manusia dapat melihat, apa yang Engkau inginkan bagi murid-Mu perbuat
0 komentar:
Posting Komentar