header photo

pencari keterbukaan

SATU

aku mencari keterbukaan

Ku datangi kumpulan perempuan di pinggiran jalan. Pinggiran jalan tempat yang terbuka, tempat di mana setiap wanita ini mencari nafkah, menjajakan dirinya,... di pinggiran jalan,... dalam keterbukaan bagian paha kakinya yang mulus. Kudekati salah satu dari sekian wanita berjajar itu.

"Hai mas..!" wanita itu menyapa,  senyum manis wanita yang sedang dia pertontonkannya kurasa bukan menjadi andalan jitunya.

"Hai juga" jawabku kecut

"Bisa saya bantu mas" wanita ini agak mempermainkan kakinya, bergoyang-goyang lincah, seakan-akan kilap paha putihnya menjadi andalannya.

"aku mencari keterbukaan" langsung to the point aku ajukan keinginanku tersebut.

Entah bagaimana, dan apa alasan si wanita tersebut dia genggam tanganku, menarikku. Aku pasrah saja ikut. Dari tempat terbuka, pinggiran jalan, kini si wanita menggiringku ke dalam sebuah kamar, tempat tertutup. Bajunya yang sudah minimalis, hendak dia lepaskan. Aku bingung.

"Mengapa hendak kau buka bajumu?" tanyaku keheranan

"Kan mas sendiri yang bilang mencari keterbukaan" jawabnya, yang membuat dia berhenti saat hendak mengendurkan resleting di bagian belang bajunya.

"Jadi inikah keterbukaanmu?"

"Inilah keterbukaan yang ku punya, mas"

Sekejap aku melangkah pergi dari kamar itu, menghindari tempat tertutup itu. Tinggalkan si wanita sendiri bersama dengan ketertutupan baju minimalis  yang hampir saja dia buka di hadapanku. Keterbukaan yang ada di pinggiran jalan, menuju ketertutupan ruangan sebuah kamar, dan keterbukaan baju yang menutupi tubuhnya. Demikian batas keterbukaan yang kutemukan.

Keterbukaan yang berbatasan dengan yang tertutup


DUA

aku mencari keterbukaan

Aku datangi keberadaan gunung berapi. Kokoh berdiri... tegak... hampir sentuh langit... tiap makhluk ada di bawah kakinya.

Keberadaan gunung berapi, amat tinggi puncaknya tapi tetap saja aku mendakinya. Belum sampai juga, walau sudah kudaki berkilo-kilo keringat tubuhku, kuhentikan langkahku.

"GUNUNG...!!!!!!" teriakku

"...gu..gu...nu...nu...ng...ng..." suaraku terdengar kembali ke telingaku, dimentahkan oleh si gunung berapi.

"aku mencari keterbukaan, dapatkah kau tunjukkan padaku?"

Gunung berapi berguncang, makhluk yang ada di kakinya berlarian. Aku salah satu dari sekian macam-macam makhluk yang berhamburan lari.

Gunung meletus. mengeluarkan abu api vulkanik, gas beracun, lahar panas, dan segala material yang dapat mengancam eksistensi makhluk hidup.

Keterbukaan yang mengancam eksistensi, itulah keterbukaan dari tegaknya gunung berapi. Tegak berdiri, terlihat kokoh, berada di puncak langit. Namun keterbukaan yang dimilikinya mengancam eksistensi yang berada disekelilingnya.

Keterbukaan yang mengancam eksistensi.

To be Continue...

0 komentar:

Search Engine Optimization