header photo

Cerita Malam

Tentang sebulan lamanya -dalam malam-malam terakhir hidupku- ku pandangi gitar itu. Tak lengkap lagi senarnya. 

Aku teringat betapa untuk menyaingi gerombolan suara anak-anak sekolah minggu jejemariku begitu dahsyatnya menghujani senar-senar yang ada padanya. Demikian putuslah senar pertama, si nada tertinggi dari pada si gitar. 

Malam ini kucoba lagi berteman dengan dia. Kumainkan sebuah lagu, juga lagu-lagu yang selanjutnya. Tentang bagaimana lagu-lagu yang kunyanyikan itu aku tak peduli. Sama tak pedulinya dengan sumbang nada dari gitar dengan senar tak lengkap itu. 

Gitar membawaku ke belakang, kepada masa-masa yang dahulu. Tapi aku berontak ... . "Mengapa nada yang melantun hampir-hampir membuatku terlempar dari kenyataan akan saat ini? Tak usahlah sebuah lagu menerbangkanku kembali ke masa-masa yang telah lalu. Cukuplah yang lalu itu terpajang pada-senar-senar gitar yang tak lengkap ini" cakapku sendiri pada diri sendiri - karena kutahu hanya seorang gila yang mampu mengajak bicara gitar yang adalah benda mati juga tak berlidah

Demikian kini aku mengerti, mengapa gitar dengan senar tak lengkap ini urung kumainkan sebulan lamanya. 

Dan gitar pun kembali terpajang saja di tempat yang sama, sama seperti sebelum kumainkan malam ini, sama seperti sebulan yang lalu.

July 27, 2011

0 komentar:

Search Engine Optimization