header photo

teRlUPA

Senandung angin pagi ini begitu merdu. Sambut menyambut menghampiri lembut kulit tubuhku yang masih saja bermalas-malas. Entah malas karena apa.

Senandung angin pagi ini ramah sekali. Pelahan demi perlahan dari atas tubuhku menyusur ke bawah, berlomba mereka senggol hitam kulitku. Entah mengapa bisa menghitam kulitku

Burung berkicau, langit pagi pun memudar biru
Dewa-dewa kematian bergerilya, pasukan terang terhisap pada bulan

Satu kali mati, lalu lenyap sudah
satu kali hidup, permulaan pun mulai awal-mula

Senandung perih, tentang kulit hitam,
tapi terlupa keriput mendesak

Senandung sesal, tentang malas,
terhenyak sesal penyesalan kemudian

Burung berkicau, lalu semua lupa,
langit mendekat, biru pudar, lalu tak diingat-ingat sekali-kali

Dewa-dewa kematian, bergerilya tikam satu, lalu kedalam lebih dalam
pasukan terang terhisap tak bercahaya, bulan terang menghitam malam

dan angin bawa kicau-kicau merdu burung yang terlupa,
dan angin pada kulit hitam ramah senggol kulit hitam kelam

yang terlupa

0 komentar:

Search Engine Optimization