header photo

Kisah si anak pantai (Part II: Hampir Saja)


Dengan langkah bersemangat kini si produser film lari menuju tempat peristirahatannya, yang ternyata berada di dalam hotel yang tinggi...tinggi sekali itu, sedangkan si anak pantai masih saja dalam keadaan lemah tak berdaya di atas trotoar tadi, seperti sedang mengumpulkan rohnya yang tercerai berai karena dua hantaman dahsyat yang menyambar tubuhnya. Di pintu masuk hotel si produser menghentikan langkahnya, dia terlupa (analisis penulis tentang penyebab kelupaan si produser film: karena sakin sumringahnya) untuk meninggalkan pesan kepada si anak pantai agar tak beranjak dari posisinya. Dengan segera si produser film itu kembali ke lokasi kejadian, tempat di mana tubuh si anak pantak terbujur lemas. Sesampainya di sana si produser film ini ,dengan nafas tersengal-sengal, berkata kepada si anak pantai "Saya produser film Si Pencabut Nyawa. Saya ingin menawarkan pekerjaan untukmu. Kamu tunggu disini, saya akan kembali lagi jemput kamu bersama teman-teman saya.. Kamu mengerti? Tolong anggukan kepalamu kalau kamu ngerti!" Dan si anak pantai pun menganggukkan kepalanya. Mendapat sinyal itu, maka si produser film ini meninggalkan tubuh si anak pantai menuju hotel yang tinggi... tinggi sekali itu

Dengan kesadaran yang belum sempurna,karena roh si anak pantai yang tercerai-berai itu belum kembali semuanya ke dalam tubuh majikannya, si anak pantai ini berdiri dan dia pun berlalu meninggalkan lokasi kejadian. Sembari berjalan, roh si anak pantai yang tadinya tercerai-berai berangsur-angsur kembali ke tubuh asalnya, dan secara berangsur pula kekuatan tubuh si anak pantai kembali.

Ada apa ini??? bukankah tadi si produser film ini sudah menyuruh si anak pantai untuk tetap tinggal di lokasi kejadian? Mengapa kini si anak pantai justru meninggalkan lokasi kejadian?

Jadi seperti ini anlisis kronologis si penulis tentang apa yang di dengar si anak pantai saat dia masih lemah tak berdaya:
    Ada seseorang yang tak dikenal menghapiri, dan berkata: "Saya produser film Si Pencabut Nyawa. Saya ingin menawarkan pekerjaan untukmu. Kamu tunggu di sini, saya akan kembali lagi menjemput kamu bersama teman-teman saya . Kamu mengerti? Tolong anggukan kepalamu kalau kamu ngerti!". Jadi sesungguhnya pesan si produser film yang terdengar oleh si anak pantai adalah "Saya Si Pencabut Nyawa. Saya inginkanmu. Kamu tunggu disini, saya akan kembali lagi jemput kamu bersama teman-teman saya.. Kamu mengerti? Tolong anggukan kepalamu kalau kamu ngerti!". Jadi jelas saja si anak pantai berlalu, karena si anak pantai belum mau merelakan ending kisah hidupnya berakhir lantaran menunggu Si Pencabut Nyawa dan teman-temannya menyantapnya sebagai hidangan makan malam di hari ini.
Merasa dirinya telah lolos dari bahaya, demikian juga kondisi badannya yang berangsur pulih, si anak pantai memutuskan untuk kembali ke pantai. Dia merasa, segala kemalangan yang diterimanya di hari ini disebabkan oleh sajak yang dibuatnya di pantai itu telah menyinggung hati si ombak dan kedalam laut yang tenang. Jadi si anak pantai menyimpulkan, "jangan-jangan dewa lautlah dalang dari segala peristiwa ini".

Dan tibalah si anak pantai ini di tepi pantai.

Dilihatnya karang di ujung sebelah kanan sudut pandangnya, dan masih saja ombak tak bosan-bosannya menerpa karang. Dilihatnya dalam sudut pandang depannya, di ujung jauh sana, masih saja tipu daya ketenangan laut yang memangsa terlihat di mata si anak pantai. Si anak pantai duduk di atas pasir pantai, dan sejenak dia merenung, merangkai kata-kata dalam otak titisan Khalil Gibrannya.

Di lain pihak,...

Melalui sebuah pelarian massal, si produser film bersama teman-temannya, dan tak lupa beberapa alat P3K, sampai ke TKP (Tempat Kejadian Perkara). Sayang, untuk tak dapat diraih,rugi pun... tak rugi-rugi banget, cuma sedikit keringat yang keluar dan pembakaran lemak yang lebih cepat terjadi dari pada biasanya. si produser film tak lagi menemukan tubuh si anak pantai di sana. Si produser film meronggok saku celananya mencoba meraih sapu tangan, dan pada saat itu juga baru dia sadari bahwasanya di dalam saku celananya terdapat HP juga. Sebuah HP yang mereknya memiliki singkatan yang sama dengan Bau Badan. Sebuah HP yang sesungguhnya dia lupakan, sebuah HP berteknologi tinggi, hanya saja pengetahuan teknologi si pemilik tidak setinggi HP tersebut. Fitur-fitur yang ada di YM (Yahoo Masseger) saja belum dia kuasai sepenuhnya. Layaknya ambisi bangsa negara ini yang begitu luar biasanya beserta jargonnya "BISA" tanpa diimbangi dengan pemberdayaan rakyat-rakyat kecilnya yang dibiarkan separuh nafas, demikianlah kesenjangan pengetahuan teknologi si produser film ini dengan HP miliknya.

Menyadari HP itu ada di dalam saku celananya, sesal seketika timbul dalam ubun-ubun si produser film. Seandainya saja dia tidak meninggalkan si anak pantai sendirian, dan menghubungi teman-temannya melalu i HP Bau Badan itu, tentulah tidak seperti ini yang terjadi. Kini si produser film, beserta teman-temannya melangkah kembali menuju ke tempat peristirahatannya, bersama sesal dalam ubun-ubun si produser film yang masih kental membising.

Demi menenangkan kebisingan dalam kepalanya, si produser film memutuskan untuk tidak langsung kembali ke hotel yang tinggi... tinggi sekali itu, dan mengalihkan perjalanannya menuju pantai berpisah dengan teman-temannya.

ups... sampai disini aja dulu kawan... si penulis sedang ingin bermimpi lagi di dunia khayalnya.

Bookmark and Share

0 komentar:

Search Engine Optimization