dalam hening kebisingan isi kepala
tak mengerti arah tujuan
tiada sinaran lampu yang menghias langkah
Berteman kesunyian semata
satu, dua bayang terlewat
kisah usang tikam rasa dalam diri
menjauh, lalu menghampiri keheningan sisi kamar
bermain kata penuh cerita
bersama imaginasi
tertawa menjelajah angan
canda tawa adalah sebuah kenangan
kini kembali putri terdampar
tiada sinaran?
siapa sangka bulan jadi penuntun langkah
melangkah lebih dalam membelah tabir malam
"selamat datang tuan putri"
buang jauh-jauh satu, dua kisah usang penikam hati
bersenanglah sejenak bersama kami
dalam pulau persinggahan ribuan dewa dewi
menarilah saat kau kelilingi pulau ini
bersama dewa dewi melebihi keceriaan di tengah malam
saat kau tersenyum, bersama ribuan dewa-dewi
lihatlah ke depan, jangan menoleh ke belakang
Bulan adalah sinaran bagi pulau dewa
tarian senyuman menghiasi gerak-gemulai dewi menari
tersenyumlah tuan putri kepada mentari
lupakan hitam malam dan merah darah sisa tikaman cerita lalu
bersenanglah bersama ribuan dewa-dewi
bersama dewa dewi
puLau INi Adalah PersinggAhan Ribuan DEwa DEwi
karena tiada ada lagi imaginasi
dalam gelap malam sudut kamar
tersenyumlah putri
ini tentang seorang putri dalam sandi puisi ku
0 komentar:
Posting Komentar