header photo

cATAtan SakU VesteR: GSM YanG KerE (siapa bilang semua memerlukan uang) Part 2

Catatan saku, sebuah aktifitas merekam kejadian demi isi kepala yang penuh dengan kelupaan. Setiap yang tercatat hanyalah sebuah solusi dari penyakit kronis yang kumiliki. Karena aku adalah pelupa sejati. Catatan saku, mencatat yang tercatat dalam hari, dan aku menjurnalkan hidup

Aku berlalu dari kosan dengan menggunakan roda dua, bukan dengan mengandalkan kedua kaki berjalan kaki seperti yang kuutarakan di note sebelumnya. Hari ini, aku sebagai seorang GSM (Guru Sekolah Minggu) akan mengajar dan juga tentunya bermain musik untuk mengiringi lagu-lagu yang akan dinyanyikan di sekolah minggu di hari ini. Gitar yang kumiliki sesungguhnya masih bisa mengeluarkan suara, tapi suara gitarku tidak cukup bagus lagi untuk mengiringi lagu sekolah minggu karena jika dipaksa untuk bermain dengan volume keras, dengan menggenjrengya kuat-kuat, nada yang dihasilkan akan sember, tingkat sembernya menyamai kesemberan suara yang kumiliki saat bernyanyi... hahahha nasib-nasib


Sesuai dengan keahlianku mengendarai motor, yang bagiku melebihi teknik tukang ojek sekalipun, aku melaju ke lokasi peminjaman gitar yaitu Sekre PMK, tempat aku biasa bersekutu dengan rekan-rekan sejawat di kampus. Tersirat ketakutan dalam pikiranku, bahwa teman-teman penghuni sekre PMK sudah melangkahkan kakinya menuju gereja masing-masing untuk beribadah... dan itu jelas akan membuat rencana peminjaman gitar ini gagal total.

"Okelah Tuhan, sudah kepalang tanggung Kau melepaskanku dari kamarku sendiri, sekarang saatnya Kau bertanggungjawab menyediakan teman sekre untuk aku meminjam gitar. Oke TUHAN??? Okelah ya BOS. Please" aku mencoba merayu TUHAN sembari mengendarai motor.

Dan benar, teman-teman yang tinggal di sekre masih komplit. Belum ada yang beranjak pergi ke gereja bahkan masih ada yang tergeletak bebas di ruang tamu tertidur akibat dari aktifitas tidur larut mendukung tim sepakbola kesayangannya berlaga tadi malam. "Oi dah jam 7 ini belum bangun juga kau" demikian aku sembari menggoda temanku yang tertidur di ruang tamu.. Langsung aku minta izin untuk meminjam gitar, dan seperti biasa karena sudah beberapa kali aku melakukan aktifitas peminjaman sebelumnya mereka merelakan gitar PMK untuk kupinjam.

Waktu yang tersisa tinggal 15 menit. Yaps, aku pasti berhasil sampai ke gereja di Cinunuk tepat waktu. pikirku bangga. Sayang PMK tidak memiliki sarung gitar, jadi gitar yang kupinjam kuletakkan di depan badanku. Aku duduk di atas motor setegak mungkin agar dapat melihat jalan yang terhalang posisi gitar yang bersandar di depan badan ini. Seperti kubilang, teknik yang dimiliki tukang ojek tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan teknik mengendarai motorku. Kalau cuma membawa gitar ataupun koper sekalipun yang tersandar di depan badanku saat aku mengendarai motor GL Pro, itu sih perkara yang mudah bagiku. Dan aku pun melaju.

Baru saja aku keluar dari "kota" Jatinangor, memasuki Cileunyi, kepanikan kembali menyerangku seketika saat motorku tiba-tiba mogok dan aku tahu ini pasti karena isi tangki bensin yang sudah kosong. Ouww,,,, kambing mbe-mbe, kucing meong-meong, aku mogok-mogok-MOGOK...!!!

Aku tidak pernah pusing dengan urusan orang di TV yang mogok makan demi meng-gol-kan tujuan tertentu, ataupun buruh yang mogok kerja karena upah di bawah UMR setempat,... tapi kalau motor mogok di saat yang tidak tepat,... aku benar-benar CELAKA.

Kembali membanggakan teknik bermotorku, aku mencoba menjalankan ide jeniusku ,yang telahir berkat pengalaman, posisi motor yang telah mogok itu aku miringkan semiring-miringnya bahkan hingga body motorku hampir menyentuh bumi, agar tetesan demi tetesan yang tersisa dalam tangki motor bisa masuk ke saluran bensin yang nantinya akan membawa tetasan bensin ini ke mesin utama motor dan berakibat motor dapat menyala kembali.

Dan seperti biasa,.. ini berhasil. Tapi yang menjadi kekhawatiran tingkat selanjutnya adalah, seberapa jauh tetesan bensi yang tersisa mampu membawaku mendekati lokasi gereja di Cinunuk. Keberadaanku kini ada di Cileunyi, 1 KM dari gereja.

Mampukah aku mencapainya???

Jawabannya adalah tidak. Namun beruntungnya tetesan terakhir bensin ini sanggup membawaku kurang dari 100m lagi dari gereja. Gereja sudah terlihat, aku bisa saja menggeletakkan motorku begitu saja dan langsung ku berlari secepat-cepatnya menuju gereja, karena waktu yang tersisa tinggal beberapa menit saja.

Relakah aku membiarkan motorku diletakkan begitu saja?

Demi menghormati niat "baik" pencuri yang bisa saja mengambil motorku, aku nekat menitipkan motor di rumah penduduk terdekat. Baru saja ide liar ini hendak kulaksanakan, aku melihat di depanku ada Supermarket BORMA,yang belum buka saat itu dan seperti layaknya kebiasaan masyarakat tanah Sunda lapangan luas maupun parkiran, di hari minggu mereka gunakan sebagai tempat senam kesegaran jasmani masal . Langsung saja kudorong motor ini memasuki tempat parkir motor, dan aku langsung berlari ke arah gereja.

Aku tiba tepat watu, dan... kekhawatiran masih saja menerorku.

Setelah sekolah minggu selesai, aku akan ikut ibadah minggu, dan baru nanti mengambil motorku di sana. Dan tentunya nanti supermarket itu sudah akan buka bersama tukang parkir motor di sana berjaga. Dan... bagaimana cara aku membayar lahan parkir yang sudah kupakai? bahkan aku memakai lahan parkir itu sebelum supermarket itu buka .

Ouww,,,, kambing mbe-mbe, kucing meong-meong, aku khawatir-martir-NYENGIR.

Dan aku berlari menuju gereja. Memainkan gitar pinjaman, mengiringi nyanyian merdu dengan suara khas anak kecil dalam keceriaannya dan kelincahan gerakannya. Dan aku, tetap saja menyembunyikan khawatirku di dalam hari, menjaga agar muka khawatir tidak nampak di depan adik-adik sekolah minggu yang cantik, ganteng. imut, bahkan di depan teman-teman guru sekolah minggu lainnya.

Huahahah... masih to be continue again. But i'll finish this as soon as possible.

CoOL...!!!

INDEX:
Part 1
Part 2
Part 3

0 komentar:

Search Engine Optimization